Carstensz Glacier terletak di 04 05'02.38 S, 137 10'57.42" E dengan ketinggian 4700 mdpl (meter diatas permukaan laut). Yang merupakan salah satu kebanggan bangsa indonesia, karena Pegunungan Jayawijaya ini memiliki beberapa puncak yang selalu diselimuti Salju Abadi, yang selalu ada sepanjang tahun, baik itu musim panas atau pun musim dingin (hujan). Dan memang karena pengaruh dari pemanasan global, luas salju abadi ini telah berkurang sekian cm setiap[Photo] tahunnya. Selain Cartensz Glacier, ada satu Glacier lagi dengan paparan salju yang lebih luas, dan terletak di beberapa KM di sebelah utara Cartensz Glacier, yaitu Merensz Glacier. Paparan saljunya 2 kali lebih luas dari Cartensz. saya bertolak ke Jayapura dari Cengkareng. Beberapa ransel saya masukkan ke bagasi pesawat. Hanya satu yang saya tenteng, 1 buah Lowepro Nature Trekker AW II yang berisi laptop, Nikon Collpic 5700, Nikon F 801, FM2 dan beberapa lensa wide & tele, serta kompas dan 1 buah Aitor untuk survival. Saya heran juga, alat yang terakhir saya sebut ini, dan cukup berbahaya, bisa lolos masuk kabin pesawat B 737-400 maskapai nomor 1 Indonesia. Dalam perjalanan kali ini saya menyusuri jayawijaya mulai dari Perkampungan suku Walesi, yang penduduk dan kepala sukunya memeluk agama islam; mengunjungi tempat penyimpanan mummi di desa Kurulu, dan menyusuri belantara dari Wamena, Timeria sampai di Bokondini menggunakan Jeep Hercules bekas pasukan PBB di Timor-timor dan bergantian dengan Toyota FJ-40 Hardtop. Persis pada tanggal 3 Desember 2005, pukul 21.oo WIT pendakian ini dimulai. Setelah briefing 30 [Photo]menit, mulai bergerak naik dari Bali Dump sekitar pukul 21.30 WIT cuaca pada saat itu hujan rintik rintik ditambah dengan tiupan angin yang lumayan kencang, sangat sangat ekstrim dan mungkin bagi yang belum terbiasa berada didaerah dingin akan langsung berbalik arah ataupun tumbang pada saat mulai di start point. Dan memang hal ini kejadian, karena 2 orang yang persiapan mental dan fisiknya kurang pada saat latihan berbalik arah dan dibawa oleh team rescue ke Tembagapura karena sudah tidak kuat dengan keadaan cuaca yang sangat dingin dan juga tipisnya oxygen yang menyebabkan susah bernapas. 60 menit dari Bali Dump, tiba di sebuah Danau yang sangat indah pemandangannya, walaupun keadaan gelap gulita dan hanya di terangi dengan senter. istirahat 15 menit, rasanya mau putus! pukul 01:oo WIT sampailah di Pintu Angin,... dari namanya saja sudah ketahuan bahwa ini tempat lewatnya angin... yang sangat kencang dan dingin sekali, karena itulah dinamakan pintu angin. Secara fisik memang daerah tersebut sangat mirip sebuah lorong panjang, dimana diujungnya terdapat tebing vertikal yang sangat dalam. Dan karena adanya angin lembah dan[Photo] arahnya bertiup kebawah, maka persis pada daerah Pintu Angin lah ujung dari lorong tersebut dan menjadi pass gate dari angin yang bertiup, menakjubkan...sampai di Base Camp, pada pukul 16:00, daerah ini merupakan sebuah Landscape yang cukup datar dan luas alhamdulillah sempat melakukan Shalat Subuh disana, di daerah tertinggi di dunia ini mencoba untuk tetap menghadap-nya dan memang rasanya shalat disana sangat sangat berbeda, tapi tidak tahu jika ditanya seperti apa rasa bedanya.... mungkin karena secara phisikologi perasaan takjub terbawa pada saat shalat dan mengagumi ciptaan-Nya ini.persis batasnya dari Base Camp ini landscape pendakian sudah tidak tanah lagi, tapi sudah berupa batu batu besar besar yang seperti batuan kapur,15 menit dari Base Camp, harus melewati Tebing Setan, dinamakan seperti itu karena merupakan sebuah tebing yang terjal, tinggi dan elevasinya sangat ekstrim untuk didaki, tapi memang itulah satu satunya kases untuk dilewati.09:45 WIT 4 December 2005, begitu menginjakkan kaki di salju abadi, terus melanjukan perjalan 1 km terus keatas untuk sampai di tempat tujuan.120 menit berada di Glacier,.. atap indonesia!
Gunung di Indonesia dan Puncak Tertinggi Dunia
No comments:
Post a Comment